Senin, 11 November 2024

Warga Batam Berburu Uang Pecahan Baru Jelang Lebaran

Berita Terkait

spot_img
Warga saat melakukan penukaran uang. Foto. Yulitavia/ Batam Poslebaran

batampos – Warga Batam mulai berburu uang pecahan baru menjelang Lebaran Idulfitri yang jatuh 10 April mendatang. Hal ini terlihat dari antrean warga yang sudah ramai sejak pagi di depan mobil keliling milik Bank Indonesia Provinsi Kepri di Halaman Parkir Mall Botania 2, Kamis (21/3/2023).

Adam, Warga Belakangpadang turut memanfaatkan layanan penukaran uang yang digelar oleh Bank Indonesia Perwakilan Kepri di Halaman Parkir MB2 Batam, Kamis (21/3/2023).

“Saya daftar pakai aplikasi dua hari lalu. Tadi saya tukar untuk semua pecahan. Saya bersama tetangga yang lain datang kat sini, sebab di Belakangpadang belum buka untuk layanan penukaran uang,” kata perempuan berjilbab ini.

Baca Juga: Pemko Batam Tunggu Juknis Seleksi ASN

Bunda Adam menyebutkan uang ini akan digunakan untuk berbagi di momen hari raya lebaran mendatang. “Sengaja ambil sekarang ini, takut tak kebagian. Ini buat budak-budak dan kawan-kawan yang nak silaturahmi ke rumah pas lebaran nanti,” sebutnya.

Sementara itu, Rina warga Botania mengungkapkan tidak bisa ikut menukarkan uang pecahan. Hal ini karena pelayanan hanya untuk yang sudah mendaftar melalui website pintar.bi.go.id. “Tadi habis dari pasar, pas liat mau coba tukar, namun tak bisa. Saya daftar di aplikasi tadi juga gak bisa, kuota sudah penuh,” kata dia.

Sementara itu, pelayanan penukaran uang pecahan baru ini dibuka mulai pukul 09.00-11.00 WIB. Pelayanan ini merupakan program Semarak Ramadan dan Berkah Idulfitri (Serambi).

Baca Juga: Dinkes Jamin Ketersediaan Obat dan Pelayanan Jelang Cuti dan Libur Lebaran

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Suyono menyampaikan penukaran uang ini tidak ada pembatasan, yang ada adalah pemerataan. Masing- masing bisa menukarkan uang maksimal Rp4 juta di semua pecahan uang yang tersedia.

“Biar semua kebagian, makanya dilakukan pemerataan. Lah, nanti kalau uangnya diborong sama yang kaya gimana, kasihan warga lain tidak kebagian. Jadi bahasanya adalah pemerataan ya,” ujarnya. (*)

 

Reporter: Yulitavia

spot_img

Update