Minggu, 29 September 2024

Warga Batam Hasilkan 850 Ton Sampah Tiap Hari

Berita Terkait

spot_img
sampah
Petugas kebersihan saat memasang spanduk imbauan agar warga tidak membuang sampah sembarangan. Foto: Dalil Harahap/ Batam Pos

batampos – Ratusan ton sampah di Kota Batam diangkut ke Tempat Pembungan Akhir (TPA) sampah Punggur setiap hari. Ratusan ton sampah ini masih didominasi oleh sampah rumah tangga.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam Herman Rozi melalui Kabid Pengelolaan Persampahan DLH Kota Batam Eka Suryanto mengatakan, rata-rata tiap harinya 850 ton sampah. “Rata-rata pengangkutan sampah itu sekitar 850 hingga 900 ton sampah setiap hari di sembilan kecamatan ini,” ujar Eka.



Ia menjelaskan, proses pengangkutan sampah dari wilayah ini dilakukan rutin setiap pagi hari. Khususnya di titik-titik Tempat Penampungan Sampah (TPS) yang sudah disediakan oleh DLH. Selain itu petugas kebersihan juga mengangkut sampah ke perumahan-perumahan, pasar dan tempat umum lainnya.

Sementara itu untuk armada pengangkutan sampah, saat ini ada sekitar 140 truk sampah. Dimana 137 armada diantaranya diperuntukkan untuk pelayanan dan pengangkutan sampah dan tiga armada disiapkan tempat pembuangan akhir Punggur.

Baca Juga: Layanan Imigrasi Batam Akhirnya Normal Kembali

Disinggung mengenai kondisi armada sampah tersebut, Eka menyebutkan, sebanyak 52 unit dari 140 unit truk sampah di Batam berusia di atas 10 tahun. Selain itu, ada juga lima unit truk rusak parah dan tidak layak jalan. Sementara itu ada juga armada yang masa pemeliharaan atau service rutin bulanan.

“Ya Insyallah di tahun 2025 nanti kita sudah usulkan untuk peremajaan dan penambahan armada truk baru. Untuk anggarannya belum kita ajukan ke DPRD Batam,” ucap Eka.

Ia menilai peremajaan dan penambahan armada baru ini sudah sangat diperlukan di dalam mengakomodir armada truk yang telah berumur maupun yang tidak layak jalan. Disebunya di tahun 2025 mendatang pihaknya mengusulkan peremajaan dan sekaligus penambahan 25 armada truk amrol sampah.

“Kita usulkan 25 unit. Mudah-mudahan diakomodir,” tuturnya.

Kurangnya kesadaran masyarakat dengan membuang sampah sembarangan masih menjadi kendala sampah menumpuk saat ini. Terlebih lagi dinas terkait sudah memasang sejumlah spanduk di 60 titik sampah liar di Batam. Namun nyatanya, sampah-sampah rumah tangga tersebut masih saja dibuang di lokasi tersebut sehingga menyebabkan sampah menumpuk.

“Kita angkut, nanti kita bersihkan dibuang lagi di sana, begitu terus. Kita pasang spanduk bahkan kita juga sudah melakukan razia bagi yang buang sampah sembarangan,” sesal Eka.

Baca Juga: Geng Motor Bawa Sajam, Pengguna Jalan Dibuat Ketakutan

Eka menambahkan, Pemerintah Kota (Pemko) Batam melalui DLH Kota Batam juga telah melaksanakan pengangkutan sampah malam hari guna memaksimalkan pelayanan normal di siang hari. Pengangkutan sampah di malam hari ini lebih diprioritaskan kepada sampah-sampah liar dan beberapa lokasi yang memungkinkan untuk pengangkutan malam hari.

“Jadi selain di siang, pada malam hari petugas juga melakukan pengangkutan sampah,” tambahnya.

Pengangkutan sampah di malam ini pihaknya menurunkan 14 armada, terdiri dari 8 unit amrol, 6 dunia truk dan 18 orang ABK. Untuk jam operasional pengakutan malam ini dimulai dari pukul 16.00 WIB sampai pukul 00.00 WIB. “Kita adakan malam agar zero complain, termasuk memback up pelayanan normal yang belum tuntas dan menata Batam bebas sampah,” ujarnya

Selain itu saat ini DLH telah melakukan patroli sampah minimal satu kali sehari guna menyisir jalan-jalan protokol dan sampah liar yang ada di seluruh Kota Batam. Semisalnya sampah yang terjatuh di jalan protokol akan dibersihkan oleh petugas patroli ini sehingga ke depan tak ada lagi sampah berserakan di jalan.

“Untuk saat ini ada lima unit pick up yang kami siapakan di seluruh Kota Batam guna membersihkan sampah di jalan-jalan di jalan protokol atapun sampah liar lainnya,” ungkap Eka.

Baca Juga: Tawaran Joki IMEI Masih Marak di Medsos, Berikan Uang Saku hingga Jalan-Jalan Gratis

Eka menyebutkan TPA Punggur memiliki 2 zona pembuangan sampah yakni zona lama yang berkapasitas 10 hektare dan zona baru yang dibangun Kementrian PUPR seluas 1 hektare.

Pada zona lama ini, kata Eka, sudah hampir penuh dengan ketinggian sampah mencapai puluhan meter. Setiap harinya ada sekitar 300-an lori sampah yang masuk ke TPA dengan tonasi rata-rata mencapai 850 hingga 900 ton per harinya.

“Makanya dibagi dua zona. Hanya saja zona baru dari KLHK ini belum maksimal karena hanya sekitar satu hektare,” kata Eka.

Ia menyebutkan, ratusan ton sampah yang masuk ke TPA ini tentu saja akan memperpendek usia TPA. Diprediksi 6 tahun ke depan, TPA tidak akan mampu lagi menampung sampah di Batam. Untuk itu pemerintah kota Batam terus mengaungkan pemilahan sampah rumah tangga. Pemilahan sampah menjadi salah satu fokus utama DLH Batam untuk mengurangi sampah yang diangkut ke TPA Pembuangan Akhir (TPA) Punggur.

“Pengelolaan sampah dari sumbernya, ini solusi kita. Sebab, untuk TPA belum ada rencana penambahan dan malahan sekarang informasinya 2030 nanti tak ada lagi pembangunan TPA. Jadi kita dituntut di 2025 melakukan pemilahan sampah sampai 30 persen dan penanganan 70 persen,” ucap Eka.

Baca Juga: Ini Penyebab Lampu Jalan di Batam Banyak yang Padam

Sampah yang dipilah adalah sampah anorganik semisal limbah botol plastik, kardus, plastik pembungkus makanan, dan sebagainya. Pemilahan sampah penting dilakukan agar dapat meningkatkan jumlah sampah yang didaur ulang. Sehingga, mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA Punggur dan sekaligus memperpanjang usia dari TPA tersebut.

“Jadi tidak mesti harus ada bank sampah dulu. Yang penting masyarakat mau memilah sampah dari rumah dan kita sudah siapkan call center. Masyarakat bisa menghubungi ke nomor ini dan kami akan menjemput ke rumah-rumah,” ungkap Eka.

Ditambahnya, solusi pemilahan bank sampah sudah berjalan dengan baik. Pihaknya juga rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan bahkan respon dari masyarakat saat ini sudah sangat baik, banyak dari masyarakat yang ingin membentuk bank sampah. Ini tentu saja sebagai bukti masyarakat semakin cerdas, terbuka dan sadar akan masalah dari sampah ini.

“Hari kita ada sosialisasi dengan masyarakat dan Minggu di di Legenda Malaka, artinya sosialisasi pemilahan sampah ini akan kita sampaikan kepada seluruh masyarakat Batam agar sampah anorganik ini dipilah dan tak masuk TPA,” tuturnya.

Disinggung rencana incenerator yang digadang akan menjadi solusi permasalahan sampah, Eka menjawab, selain biaya yang besar, Incenerator saat ini juga sudah tak dianjurkan lagi. Sebab, membakar sampah akan memperburuk kualitas udara.

Begitu juga dengan solusi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) yang sebelumnya digaungkan menjadi solusi permasalahan sampah di Batam saat ini masih terkendala dari investor. Sebab dari pemerintah daerah sendiri mengarahkan pengelolaan tanpa tipping fee adalah bea gerbang yang dikeluarkan pemerintah ke pihak pengolah sampah. Nilainya dihitung berdasarkan tonase sampah yang akan diolah.

“Ya kalau ada investor yang bisa mengelola TPA tanpa tipping fee kenapa tidak, ini tentu bisa menjadi solusi jangka panjang,” pungkasnya. (*)

 

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update