Minggu, 29 September 2024

Warga Batam Keluhkan Nasi Cepat Basi, Dinkes Sebut Harus Uji Lab Kandungan Beras

Berita Terkait

spot_img
beras
Ilustrasi. Foto: Jawapos.com

batampos – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam angkat bicara mengenai banyaknya keluhan masyarakat mengenai kualitas beras yang buruk dan nasi yang mudah basi meskipun masih didalam penanak nasi. Warga khawatir beras tersebut oplosan sehingga dikhawatirkan ini berdampak terhadap kesehatan masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mengatakan, untuk memastikan beras tersebut oplosan atau tidaknya harus dilakukan pengujian di laboratorium. Dari sini akan diketahui apa saja kandungan dari beras yang dioplos itu termasuk juga dampak bagi kesehatan yang mengkonsumsi.



“Kita buktikan dulu secara ilmiah dengan melakukan pengujian dan baru kita tahu dampaknya apa saja bagi kesehatan,” kata Didi, Senin (11/9).

Baca Juga: Warga Batam Keluhkan Kualitas Beras: Jangan-jangan Beras Oplosan

Menurut Didi, pengujian ini dilakukan di laboratorium yang khusus memeriksa kandungan zat pada sebuah makanan dan itu biasanya dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Ini terkait dengan kewenangan di Disperindag, kalau disperindag minta cek kita akan lakukan pengecekan ke lapangan dan sampel ini diperiksa BPOM. Apa saja kandungan dan dampak terhadap kesehatan baru bisa kami jawab setelah mendapat hasil pemeriksaan dari BPOM ini,” ungkap Didi.

Mengutip halaman Halodoc, mengonsumsi nasi basi dapat menyebabkan keracunan yang ditandai dengan sakit perut, diare, mual, muntah, hingga demam. Apabila dibiarkan, dapat menyebabkan dehidrasi dan bisa berdampak buruk bagi organ tubuh.

Cara mengatasinya adalah banyak minum air putih dan mengonsumsi makanan yang mudah dicerna. Apabila sudah merasa demam, mulas, dan pusing, dapat mengkonsumsi obat paracetamol atau N-acetylcysteine.

Baca Juga: Pendemo Minta Bebaskan 8 Warga yang Ditahan

Sebelumnya, sejumlah warga Batam mengeluhkan kualitas beras yang buruk. Sebabnya, beras yang sudah jadi nasi mudah basi meski masih di dalam penanak nasi. Yesha warga Batu Ampar misalnya merasa ada yang beda dengan beras yang kerap ia masak. Hal itu pun baru ia sadari dua pekan terakhir.

“Biasanya itu bisa tahan sampai dua hari. Tapi sekarang, sehari saja sudah basi,” ujar Yesha.

Padahal, lanjut Yesha, nasi itu masih dalam magic com yang dalam kondisi menyala. Awalnya, ia pikir karena cara masak yang salah, namun ternyata beberapa tetangganya juga merasakan hal yang sama.

“Pokoknya beda, atau jangan-jangan ini beras oplosan karena kualitas buruk sejak harga beras naik,” imbuhnya. (*)

 

 

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update