Minggu, 10 November 2024

Warga Batam Minta Pengelolaan Parkir Transparan dan Berkarcis

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi: Retribusi parkir di Batam akan naik seratus persen. (F.Dalil-Harahap)

batampos – Rencana kenaikan tarif parkir menarik perhatian warga Batam. Pasalnya banyak yang meragukan uang yang dibayarkan benar-benar masuk ke kas daerah.

Nurhalimah, salah seorang warga Batam mengatakan sebagai warga Batam yang bekerja di luar dan mobile (berpindah, red), ia setiap harinya mengeluarkan biaya untuk parkir hingga Rp5 ribu per hari.

“Saya kan sales. Jadi sehari ada beberapa toko yang didatangi. Senang itu kalau tokonya tak ada jukir karena saya tak keluar uang. Tapi kalau sudah ada jukir mau Rp5 ribu juga dalam satu hari, dan semua tak ada karcis atau tiketnya. Jadi saya tak tahu itu uangnya buat siapa,” kata dia, Selasa (3/10).

Baca Juga: Program Relaksasi PBB-P2 Dimulai, Bapenda Batam Targetkan Rp17 Miliar Piutang Tertagih

Ia mengatakan kenaikan tarif ini sudah pasti menambah pengeluaran dalam bekerja. Biaya parkir tidak dibayar perusahaan, jadi harus ditanggung sendiri.

“Kalau naik, 5 kali parkir sudah Rp10 ribu. Itu bisa buat beli sarapan biasanya. Pastinya kenaikan ini tak ada keuntungan bagi kami. Toh kalau hilang helm, jukir tak bisa ganti juga. Tak ada peningkatan keamanan juga,” ujarnya.

Perempuan 30 tahun ini menuturkan pemerintah harusnya lebih bijak. Misalnya menerapkan sistem yang bisa membuat masyarakat percaya, yang mereka keluarkan benar-benar masuk ke kas daerah.

“Itu mungkin masih jadi PR (pekerjaan rumah, red) bagi pemerintah,” sebutnya.

Warga lainnya Widya menuturkan, memilih memarkirkan kendaraan di ritel moderen, jika ingin pergi ke tempat makan yang dijaga jukir.

Baca Juga: Disperindag Batam Uji Lab Puluhan Merk Beras, Ini Hasilnya

Menurutnya, biaya parkir Rp1.000 tidak masalah, namun rasa tidak percaya terhadap pemanfaatan uang parkir itu yang menjadi persoalan.

“Kalau diminta tiket, kadang dikasih yang sudah lusuh. Jadi malas untuk debat soal parkir. Jadi kalau ada ritel modern, mending parkir di sana aja. Karena gratis,” tambahnya.

Menurutnya, masyarakat sekarang sudah sangat pintar. Merek butuh kejelasan kemana uang mereka digunakan.

“Mereka harus bekerja dulu baru bisa dapat uang. Jika jukir hanya muncul pas mau bayar ini sangat mengecewakan. Mungkin pemerintah bisa digitalisasi pembayaran parkir ini,” bebernya. (*)

 

 

Reporter: YULITAVIA

spot_img

Update