batampos – Warga Tanjung Sengkuang sudah cukup bernapas lega. Usai air mati berhari-hari, kini suplai air sudah mengalir ke rumah-rumah warga. Namun, air yang mengalir tidak lancar.
“Sehari mati, sehari hidup. Jadi cukup membuat gerah juga,” kata Hikmalia, warga Tanjung Sengkuang, Kamis (30/3).
Ia mengatakan, SPAM Batam tidak melakukan praktek seperti itu. “Kami paham beban air dan pengelolaannya. Tapi jangan sehari mati dan sehari hidup. Kalau bisa, hidup setiap hari, namun jika tidak bisa seharian. Yah misalnya mulai jam delapan malam,” ucapnya.
Sebab, di Tanjung Sengkuang tidak semuanya memiliki ekonomi yang baik, sehingga bisa membeli tandon atau penampung air. Beberapa warga hanya memiliki alat penampung air seperti ember saja.
Baca Juga:Â Antusias Warga Batam Mudik Lebaran dengan Pelni Tinggi, Tiket Habis Terjual
“Tak orang mampu semua. Kami hanya cukup beli ember dan drum bekas saja, kebutuhan air segitu tidak cukup,” ujar Hikmalia.
Warga Bengkong Harapan, Juminah mengatakan, bahwa kondisi aliran air juga masih tidak lancar. “Semalam tidak hidup. Jika hidup itu hanya malam hari saja,” ujar Juminah.
Akibat air mati, banyak Warga Bengkong Harapan mandi di masjid terdekat. “Kami bingung mau mengadu ke siapa,” ucap Juminah.
Sebab, kondisi seperti ini tidak sehari atau dua hari ini saja. Tapi, sudah berbulan-bulan air mengalir tidak lancar. “Zaman ATB dulu, masih baik. Entah kenapa saat ini kok seperti ini,” ujarnya.
Juminah berharap air bisa mengalir lancar. Jika air mengalir di malam hari. Namun, haruslah air yang mengalir cukup deras. “Kadang air mengalir malam, tapi cuman netes-netes, yah gak bisa nampung,” tuturnya.
Saat Batam Pos mencoba mengkonfirmasi hal ini ke Corporate Communication (Corcom) SPAM Batam, Ginda Alamsyah. Namun, sampai saat ini belum ada jawaban. (*)
Reporter: FISKA JUANDA