Sabtu, 21 September 2024

Warga Keluhkan Aktifitas Reklamasi Bakau yang Masih Berlangsung di Batubesar

Berita Terkait

spot_img
jokowi bakau
Ilustrasi. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo saat menanam bakau di pantai Setokok, Bulang, Selasa (28/9/2021) lalu. Jokowi menanam bakau bersama ratusan masyarakat sekitar. Foto: Dalil Harahap/Batam Pos

batampos – Masyarakat Nongsa mengeluhkan aktivitas reklamasi hutan bakau di kawasan Jalan Padjajaran, Batubesar yang masih berlangsung hingga, Senin (12/3). Tak hanya menyebabkan kawasan pencarian ikan masyarakat hilang, namun juga membuat debu ke rumah-rumah warga sekitar.

Apalagi, aktivitas truk-truk raksasa yang melaju cukup kencang membawa tanah tanpa penutup. Otomatis tanah yang ada di dalam berterbangan dan menganggu pengendara yang melintas.



Salah satu warga yang tak jauh dari lokasi reklamasi hutan bakau mengatakan sejak proses reklamasi, debu di rumahnya sangat banyak. Apalagi kalau sempat ditinggal beberapa hari, lantai rumah berubah menjadi kemerahan akibat debu tanah.

“Pernah pulang kampung beberapa hari saja, rumah sudah berdebu. Lantai juga seperti tanah merah sanking tebalnya debu yang masuk,” jelas wanita yang enggan namanya disebut.

Bahkan, warga sekitar tak bisa lagi mencari ikan di kawasan tersebut. Padahal dulunya, pasti warga memanfaatkan kawasan bakau untuk mencari ikan dengan memancing atau menggunakan jala. “Sekarang mana ada lagi, kawasan bakau juga hampir kering ditutup tanah,” katanya.

Menurut dia, aktifitas reklamasi itu berlangsung hampir setiap hari. Dan cukup menganggu. Apalagi aktifitas truk -truk besar hampir setiap hari berlangsung.

“Kalau cuaca panas begini, ditambah angin. Itu peralatan rumah ikutan merah kena debu dari tanah reklamasi,” ucapnya.

Karena itu, ia berharap ada tindakan tegas dari pemerintah atau instansi terkait. Apalagi status lahan adalah hutan bakau yang wajib dilindungi.

“Diluar koar-koar soal hutan bakau, tapi disini dibiarkan begitu saja direklamasi. Padahal di sebelah sisinya, sudah ada larangan reklamasi. Tapi yang sebagian lain masih lanjut,” tukasnya

Hal senada diungkapkan Tika, warga Sambau yang hampir setiap saat melihat aktifitas truk itu. Bahkan menurutnya, aktivitas truk pengangkut tanah untuk reklamasi masih beroperasi hingga malam.

“Kalau malam tetap ada kegiatan. Padahal jalan gelap, mereka melaju cukup kencang. Imbasnya pengendara yang jadi sasaran,” sebut Tika.

Menurut dia, akibat aktifitas truk bermuatan tanah reklamasi juga menyebabkan sebagian jalan rusak. Hal itu tentunya merugikan pengendara.

“Dulu hanya truk sedang yang lewat tanpa penutup kami sudah resah. Tapi berbulan-bulan ini, sudah truk raksasa bermuatan tanah . Banyak jalan jadi hancur,” sebutnya. (*)

Reporter: Yashinta

spot_img

Update