Minggu, 24 November 2024

Warga Kepri Habiskan Rp 300 Miliar per Tahun Untuk Berobat di Luar Negeri

Berita Terkait

spot_img
Kepal Dinas Kesehatan Kepri, M Bisri.

batampos – Tren masyarakat Kepri berobat ke luar negeri sudah berlangsung lama. Menurut catatan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dana sekitar Rp 300 miliar per tahun digunakan untuk berobat di luar negeri.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Mochammad Bisri, menyampaikan adanya masyarakat Kepri berobat di luar negeri karena meningkatnya kelompok berpendapatan menengah. Namun hal ini menjadi sorotan sebab tren masyarakat Kepri berobat keluar negeri memang sudah berjalan sejak dulu.


“Untuk di Kepri angkanya bisa lebih dari itu. Yang jelas Riau dan Kepri kelompok menengah berobat ke luar negeri. Ada tren di masyarakat disebabkan adanya ketidakpercayaan terhadap sarana dan prasarana di regional Sumatera, dan secara umum warga Indonesia pun masih ada berobat ke luar negeri,” kata dia, Selasa (18/7).

Baca Juga: Kebakaran di Pulau Buluh: Satu Korban Tewas, 9 Rumah Ludes Terbakar

Bisri menambahkan, Kepri masih dinilai belum mencukupi dalam hal sarana dan prasarana rumah sakit karena masih dalam tahap menata fasilitas kesehatan yakni sarana dan SDM.

“Ini yang mesti jalan seimbang, anggap sudah ada peralatan kesehatan yang canggih kalau SDM-nya tidak terpenuhi sama saja karena dua hal ini menjadi masalah,” ujarnya.

Disamping membenahi pelayanan yang membutuhkan anggaran yang besar, tantangan lainnya ialah memenuhi SDM tenaga kesehatan di Kabupaten dan Kota di Kepri.

“Misalkan dari bedah jantung, Kepri masih belum mampu. Ini yang didorong oleh Kemenkes untuk bisa menjalankan program pengampuan untuk bekerja sama guna meng-uprgade kemampuan rumah sakit di Kepri,” terangnya.

Baca Juga: Jadi Tersangka Kasus Rudapaksa, Pejabat BP Batam Ngaku Dizalimi Istri

Selain memperkuat program pengampuan, Pemprov juga memperkuat jejaring layanan. Artinya dari Provinsi Kepri diampu ke jejaring pusat sampai menyambung ke Kabupaten dan Kota.

“Tentu di daerah mendukung dari Pemprov dengan memperkuat sarana gedung rumah sakit serta perawatan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kepri, dr Rusdani, menyampaikan untuk dari segi pelayanan rumah sakit dari IDI Kepri hampir tidak pernah dilibatkan.

“Semestinya perlu dilibatkan agar bisa berkesinambungan,” jelasnya.

Baca Juga: Kejari Batam Sumbangkan Puluhan Kantong Darah

Namun ia tak menampik masih ada beberapa dokter spesialis di Batam yang masih kurang.

Hal itu dikarenakan, jumlah rumah sakit di Batam yang cukup banyak, sehingga ketersediaan dokter spesialis tidak ter-backup. Seperti dokter speslisit saraf, spesialis THT dan lainnya.

“Memang ada beberapa dokter yang keberadaanya minor, karena banyaknya pertumbuhan RS,” pungkasnya. (*)

 

Reporter: Azis Maulana

 

spot_img

Baca Juga

Update