Senin, 25 November 2024

Warga Menangis Lihat Kamar Mandi Tanpa Aliran Air 6 Hari

Berita Terkait

spot_img
Warga Tanjungsengkuang menadah air hujan untuk kebutuan rumah tangga.

batampos  – Enam hari pasca perpindahan pipa ozon di jalur Batuampar, air disejumlah rumah warga kawasan Batuampar hingga Bengkong tak juga mendapat aliran air. Hal itu membuat sejumlah warga menangis saat tak juga melihat air bersih yang dikelola PT Moya atau ABH mengalir.

Seperti dirasakan, Ati warga Batuampar yang harus menderita kekurangan air bersih selama berhari-hari. Untuk memenuhi aktifitas sehari-hari ia terpaksa membeli air tangki hingga dua kali.


“Sudah enam hari air tak hidup. Menangis lihat kamar mandi karena sisa air hanya beberapa gayung lagi,” ujar Ati.

Dikatakan Ati, harga air tangki untuk 4 drum air adalah Rp 60 ribu. Air itu digunakan untuk 4 anggota keluarganya yang hanya bisa memenuhi kebutuhan 2 hari lebih.

“Jadi selama 6 hari saya sudah beli 2 kali air tangki. Dan saat ini sudah beberapa gayung lagi. Sebab untuk yang jual air galon juga tak ada, karena air pada mati juga didaerah ini,” jelas Ati

Ati semakin kesal karena daerah tempat tinggalnya selalu menjadi langganan air mati. Padahal setiap bulan ia tak pernah telat membayar tagihan pelayanan air. Namun pelayanan air yang ia dapat justru tidak memberikan rasa puas sebagai konsumen.

“Di daerah lain selalu aman -aman saja. Kalau di sini hampir tiap bulan ad jadwal mati air. Mulai pipa bocor, kena pengerjaan jalan dan saat ini relokasi pipa yang sudah selesai sejak Kamis, namun hingga Minggu tak juga dialiri air,” ungkapnya.

Hal senada juga dikatakan Yosi warga Bengkong. Air di rumahnya juga belum mengalir sejak Senin lalu, padahal sudah beberapa kali menghubungi call center untuk permintaan air tak juga direspon.
“Bayangkan 6 hari tanpa aliran air bersih . Kami beli air pakai galon. Karena memang minta air ke call center berhari-hari tak ada respon,” ujar Yosi.

Ia menyesalkan dengan pelayanan pengelola air di Batam yang sangat buruk. Dimana sejak pindah pengelolaan air, pelayanan air ke konsumen semakin buruk.

“Benar-benar kacau. Minta air sebagai hak aja susah. Padahal hak konsumen, air sengaja dimatikan karena permindahaan pipa ozon yang pemberitahuan mendadak,” kesal Yosi

Ia berharap pengelola bisa berpikir untuk memberi pelayanan semakin baik. Apalagi Kota Batam sebagai daerah pariwisata yang banyak dikunjungi wisatawan asing

“Harusnya pelayanan bisa dimaksimalkan. Ini malah zonk, buat masyarakat resah,” ketusnya.

Sementara Corporate Communication (Corcom) Spam Batam, Ginda Alamsyah membenarkan belum semua pelanggan di daerah terdampak relokasi pipa ozon teraliri air. Hal itu disebabkan daerah tersebut berada dibagian ujung pipa hingga dataran yang tinggi

“Ya memang belum semua, seperti yang saya bilang kemungkinan daerah sebut berada di kawasan tinggi dan ujung pipa, sehingga paling terakhir mendapat aliran air,” sebutnya.

Dikatakannya, proses recovery air pasca relokasi pipa ozon sudah dilakukan sejak Kamis lalu. Namun aliran pompa air masih menggunakan reguler pada Kamis lalu, karena dikhawatirkan akan terjadi kendala teknis pasca relokasi.

“Kalau dimaksimalkan, tekanan air besar dan takut berdampak pasca relokasi. Namun Jumat kemarin sudah kami maksimalkan pompannya,” sebut Ginda.

Hanya saja, pada Jumat hingga Minggu, saya konsumsi masyarakat ikut meningkat. Hal itu menyebabkan daerah ujung juga tak maksimal mendapat aliran air.

“Lalu yang jadi pertanyaan kapan bisa dialiri. Kami usahakan secepatnya, mudah-mudahan malam ini sudah teraliri semuanya,” pungkas Ginda. (*)

Reporter: Yashinta

 

 

spot_img

Baca Juga

Update