Jumat, 22 November 2024

Warga Tanjunguncang Meninggal Dunia Saat Begadang Tampung Air

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi: Warga saat mengisi air dari tanki Spam di RW 024 Tanjunguncang, Batuaji, Senin (29/5) dini hari. F Dalil Harahap/Batam Pos

batampos – Krisis air bersih yang berkepanjangan di Kelurahan Tanjunguncang, Batam, mulai memakan korban. Warga tidak saja jatuh sakit, tapi meninggal dunia.

Inilah yang dialami keluarga Aryati, warga perumahan Sumberindo, kelurahan Tanjunguncang. Ja’far, suami Aryati meninggal dunia saat begadang menunggu aliran air, Rabu (14/6) pagi.


Ja’far yang berusia 71 tahun mendadak jatuh saat duduk menampung air yang mengalirnya sangat kecil. Nyawanya tak tertolong sebab langsung tidak bergerak setelah terjatuh.

Baca Juga: Niatnya Bantu Kawan Lama, IRT di Batam Malah Berurusan dengan Hukum

Informasi yang di sampaikan keluarga, korban terjatuh karena kondisi fisik dan kesehatannya yang drop akibat keseringan tidak tidur di malam hari. Rutinitas begadang seperti Ja’far ini juga dilakukan oleh masyarakat di Tanjunguncang pada umumnya, namun Ja’far yang sudah lanjut usia tentu tidak sekuat warga lain yang masih muda.

“Sudah tua, jadi drop waktu nampung air. Setiap malam tak tidur. Tadi pagi meninggal dunia dia,” ujar Aryati.

Ketua RT 02 Sumberindo, Sakri Siregar membenarkan kejadian itu. Nahas yang menimpa Ja’far ini akibat persoalan krisis air bersih yang dialami masyarakat Tanjunguncang selama ini. Warga yang jatuh sakit pun sudah cukup banyak akibat kebanyakan begadang di malam hari.

“Yang di rumah sakit juga ada. Ini karena masalah air tadi. Memang parah kondisi lingkungan kami dengan pasokan air bersih ini. Suplai mobil tanki juga jauh dari maksimal. Benar-benar menderita kami,” ujar Sakri.

Baca Juga: Polsek Sekupang Tangkap Pelaku Pengiriman PMI Ilegal

Dengan adanya kejadian ini, Sakri dan masyarakat di sana berharap Pemerintah Daerah ataupun pengelola air bersih di Batam segera memperbaiki aliran air ke sana. Situasi sudah cukup rumit saat ini akibat masalah air bersih ini.

Masalah ekonomi, sosial, kesehatan dan keamanan semuanya berimbas. Masyarakat saling sikut-sikutan untuk mendapatkan suplai air bersih dari mobil tanki. Malam harus begadang agar bisa menampung air untuk keperluan masak dan mencuci.

“Semoga buka mata bapak ibu yang duduk di pemerintahan ataupun yang mengelola air bersih di Batam ini. Sudah cukup menderita kami dibuat dengan masalah air ini. Kami tak bisa pindah ke tempat lain karena ini satu-satunya rumah kami di Batam ini,” ujar Desi, warga lainnya. (*)

 

Reporter: Eusebius Sara

spot_img

Baca Juga

Update