batampos – Puluhan warga yang berdiam di belakang kawasan Industri Latrade, RT02/RW16, kelurahan Tanjunguncang resah dengan serbuan debu dari dalam kawasan perusahaan.
Debu sisa olahan material PCV ini masuk hingga ke dalam rumah dan sebabkan masyarakat diserang penyakit gatal-gatal.
Pasangan suami isteri Mulyanto dan Elvi misalkan, kondisinya memprihatinkan saat ini karena seluruh tubuh mereka bentol-bentol akibat kontaminasi debu serbuk olahan material PCV tersebut.
Bahkan kaki Elvi sebagian sudah mengelupas dan memutih kulitnya karena sudah terlalu lama terimbas debu aktifitas produksi tersebut.
“Sampai bagian dalam semua kena. Inilah kaki saya sudah kelupas semua. Gatalnya minta ampun. Kami di sini airnya pakai tampung dan debu itu masuk juga, makanya begini jadinya kondisi kami di sini,” kata Elvi.
Sama halnya dengan Mulyanto yang sempat memperlihatkan kondisi tubuhnya yang banyak bintik akibat debu tersebut. Sekujur tubuhnya memang penuh dengan bekas-bekas luka akibat bentolan.
“Sengsara kami dibuat sama PT itu. Sudah mau dua tahun begini terus situasi kami di sini. Anak-anak semua tak sehat karena debu ini,” ujar nya.
Monang warga lain menyebutkan, persoalan ini sudah berulang kali disampaikan ke PT GRM, perusahaan yang mengolah material PCV dalam kawasan Industri Latrade tersebut, namun mereka dicuekin. Laporan ke pihak kelurahan dan instansi pemerintah terkait juga belum mendapat respon yang positif.
“Tak tahu harus ngadu kemana lagi. Tak ada tindakan sama sekali. Sudah dua tahun ini. Bukan sebulan dua bulan,” katanya.
Ketua RT 02 Karman mengamini keluhan warganya itu. Diapun sudah berupaya maksimal menyampaikan keluhan di lingkungan tempat tinggal mereka itu. Diapun berharap agar ini segera ditindak lanjuti oleh pihak terkait.
“Iya Pak, sudah kita sampaikan ke kelurahan. Kita berharap agar ini direspon. Sudah banyak warga yang terkena gatal-gatal karena debu itu,” kata Karman. (*)
Reporter: Eusebius Sara