batampos – Memburuknya pelayanan air bersih di Kota Batam, tidak lepas dari peran PT Moya yang dinilai tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya.
Polemik gangguan suplai air bersih masih dirasakan warga perumahan Buana Vista I, Batamcenter. Kekecewaan ini diungkapkan saat menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) yang digelar di ruang Komisi III DPRD Kota Batam, Senin (29/5).
Ketua RW 026, Dodon Suprayogi mewakili warga menyampaikan, gangguan suplai air sudah berlangsung cukup lama. Sebagai warga Batam yang juga membutuhkan air bersih, pelayanan Moya dinilai semakin memburuk. Hal ini ditambah dengan ketidakhadiran PT Moya saat RDP.
“Kami berharap mereka datang. Mereka janji akan menyelesaikan permasalahan ini dalam 6 bulan ke depan. Ini sudah satu tahun belum juga ada solusi,” kata Dodon.
Baca Juga:Â Aliran Air Ngadat, Warga Tanjunguncang Kewalahan Hampir Sepekan
Ia menuturkan, permasalahan aliran air bersih sudah terjadi sejak 14 tahun lalu, suplai air tidak mengalir 24 jam. Sehingga warga harus begadang hingga tengah malam, demi menunggu air mengalir.
Namun, setelah PT Moya, pelayanan bertambah buruk. Air mengalir di atas jam 12 malam dan sebelum subuh air sudah mati.
“Kita sama-sama bayar, perumahan lain ngalir 24 jam. Kasihan tiap malam kita harus begadang nunggu air mengalir. Aktivitas jadi terganggu,” ujarnya.
RDP yang dilaksanakan untuk mencari solusi krisi air bersih yang selama ini dikeluhkan warga Buana Vista.
Baca Juga: Satgas Pangan Siap Tindak Jika Ada Spekulan Harga
Ketua komisi lll DPRD kota Batam Joko Mulyono menyampaikan bahwa pihak PT Moya baru saja memberikan surat pemberitahuan, kalau perusahaan yang kerap menjadi pergunjingan warga Batam tidak bisa menghadiri RDP dan meminta untuk dijadwalkan ulang.
“Ini surat resmi dari PT Moya dan ber kop surat BP Batam. Mereka tidak bisa hadir,” ucap Joko.
Di sisi lain, Joko juga sangat menyayangkan disaat pimpinan Batam sudah menyatu (Exoficio), Walikota sudah merangkap sebagai Kepala BP Batam, permasalahan teknis yang mempunyai korelasi dengan pemerintah pusat bisa mempunyai solusi cepat untuk menyelesaikan permasalahan.
“Seharusnya masalah ini tidak serumit ini. Awalnya kami pikir ini akan mudah setelah Walikota merangkap sebagai kepala BP Batam, ternyata sama saja,” ucap Joko.
Senada, warga RT 004/026 Sanusi menuturkan, bahwa permasalahan air bukan hanya di kawasan mereka. Namun, hampir seluruh masyarakat Batam mengalami hal yang sama. Kedatangan untuk menghadiri RDP ini butuh pengorbanan.
Baca Juga:Â Viral Prank Pocong, Polsek Nongsa Amankan 4 Pelajar SMP
Bahkan, banyak dari warga yang meninggalkan pekerjaannya dan rela dipotong gaji demi kepentingan bersama. Namun, sangat disayang PT Moya tidak hadir dan suratnya baru datang.
“Surat dari PT Moya atau BP Batam baru masuk. Kenapa sebelumnya kami tidak diinformasikan? Artinya instansi terkait permasalahan ini, menyepelekan warga. Kami sangat menghargai wakil rakyat, dan instansi. Tapi bukan berarti mereka sewenang-wenang sama warga,” tutupnya. (*)
Reporter : YULITAVIA