Rabu, 27 November 2024

Waspada Loker Palsu BUMN

Berita Terkait

spot_img

batampos – Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kerap kali menjadi tujuan bagi pencari kerja yang baru menyelesaikan pendidikan mereka.


Berkarir sebagai pegawai BUMN tentu impian banyak orang. Namun jumlah lowongan yang terbatas, sering dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk menyebarkan informasi perekrutan hoaks di BUMN.

Tingginya gaji, dan kebanggaan menjadi pegawai BUMN sering membuat, pencari kerja sering tergiur ketika melihat informasi lowongan kerja BUMN.

Dilansir dari halaman Kominfo.go.id selama periode Januari hingga Maret 2023, terdapat setidaknya 4 informasi hoaks mengenai loker palsu yang mengatasnamakan BUMN.

Empat perusahaan BUMN tersebut di antaranya, PT Antam, PT KAI, PLN, dan PT Pertamina, dan Kementerian Agama.

Keempat perusahaan BUMN ini kerap sekali menjadi bahan dalam penyebaran hoaks mengenai loker palsu.

Tingginya angka pengangguran, terutama dari kalangan sarjana menjadi kesempatan bagi pelaku penyebaran hoaks. Dengan memanfaatkan kebutuhan pencari kerja, informasi hoaks mengenai loker ini dengan cepat menyebar, dan menimbulkan korban.

Varun Mehta, Managing Director Indonesia di JobStreet menanggapi bahwa hal ini dapat terjadi karena banyak pihak tak bertanggung jawab yang menyalahgunakan nama besar dari sebuah perusahaan dengan tujuan menjebak orang-orang yang sedang mencari pekerjaan.

“Secara psikologis, orang yang sangat terdesak mencari pekerjaan cenderung kurang fokus dalam memeriksa iklan lowongan, sehingga kurang teliti dan antisipatif terhadap modus penipuan yang mungkin terjadi. Situasi ini lah yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum perusahaan palsu,” ujar dia.

BPS mencatat jumlah pengangguran dalam rentang usia tersebut mencapai 4,98 juta jiwa per Februari 2022.

Rinciannya, terdapat 1,13 juta jiwa pengangguran berusia 15-19 tahun, sebanyak 2,5 juta jiwa berusia 20-24 tahun, serta 1,34 juta jiwa berusia 25-29 tahun.

Sedangkan pengangguran yang berusia 30-39 tahun sebanyak 1,4 juta jiwa, dan yang berusia 40-49 tahun ada 1,2 juta jiwa.

Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziah mengatakan jumlah angka pencari kerja sarjana cukup tinggi. Berdasarkan data 12 persen dari angka pencari kerja merupakan lulusan S1.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

https://www.bps.go.id/indicator/6/674/1/pengangguran-terbuka-menurut-pendidikan-tertinggi-yang-ditamatkan.html

Hal ini menyebabkan mereka sangat responsif terhadap adanya loker yang mengatasnamakan BUMN. Untuk itu, perlu disikapi, jika melihat loker BUMN ada beberapa hal yang harus diwaspadai. Beberapa di informasi lowongan kerja didapatkan dari situs yang tidak resmi, atau bukan dari media sosial resmi milik BUMN.

 

 

Akun @lowongan_kerja_batam_hari_ini merupakan akun Info loker Batam yang belum terverifikasi kebenarannya. Karena hanya menyebarkan info loker tanpa mengetahui kebenaran terkait info loker tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

Berikutnya, cek email yang tertera. Pastikan untuk periksa terlebih dahulu kejelasan email. Panitia penerimaan meminta sejumlah uang. Serta tidak ada kejelasan mengenai formasi, dan informasi penempatan.

Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan maraknya oknum yang memanfaatkan BUMN sebagai penyebaran hoaks.

Kendati demikian masyarakat harus melakukan
beberapa langkah, atau tindakan pencegahan, agar tidak menjadi korban penipuan dari loker palsu yang mengatasnamakan BUMN.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk teliti, ketika melihat ada loker BUMN. Erick menegaskan lowongan kerja BUMN tidak pernah dipungut biaya.

 

 

 

 

 

 

 

 

Lowongan pekerjaan dibuka atau diumumkan di situs resmi milik BUMN. Loker BUMN juga memberikan informasi yang jelas mengenai formasi yang dibuka, jumlah, hingga syarat penerimaan.

“Tetap waspada jika ada informasi kerja yang mengatasnamakan BUMN. Untuk kepastian bisa juga menghubungi langsung media sosial BUMN, atau instansi yang membuka lowongan pekerjaan” tutupnya.

Artikel ini merupakan hasil kolaborasi antara batampos.co.id dan cekfakta.com termasuk di dalamnya AJI Indonesia, AMSI, MAFINDO dan didukung oleh Google News Initiative.(*)

Reporter: Yulitavia

spot_img

Baca Juga

Update