Selasa, 17 Desember 2024

WBTb Indonesia, Jogi Batam Dikenalkan ke Mahasiswa Poltek se-Indonesia

Berita Terkait

spot_img
Tari Jogi Batam ditampilkan di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam, Sabtu (9/9).

batampos – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam mengenalkan Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia Jogi Batam kepada 128 mahasiswa kampus politeknik se-Indonesia pada kegiatan Modul Nusantara Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 2023 bersama Politeknik Negeri Batam bersama LAM Kota Batam bertempat di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam, Sabtu (9/9).

Selain mengenalkan Jogi Batam dalam bentuk tari, Disbudpar Kota Batam mengenalkan budaya Melayu lainnya. Diantaranya Mak Yong, seni teater tradisional Melayu, pengetahuan tradisional kayu spang, tudung manto dari Lingga, prosesi tepuk tepung tawar, musik Melayu dari Malaykustik, dan permainan rakyat kaki bajang.


Normah, Pemimpin Sanggar Pantai Basri Pulau Panjang, Batam menampilkan tari Jogi pada kegiatan ini. Ia mengatakan Tari Jogi merupakan sendratari yang terkenal dan kerap ditampilkan saat acara-acara seni dan budaya besar di Bumi Melayu. Seni tari ini juga identik karena mengiringi pertunjukan Makyong, teater tradisional masyarakat Melayu.

Baca Juga: Pantai Mutiara Kepri di Galang Baru Tawarkan Keindahan Menikmati Sunset

Penarinya lima orang dan satu orang penyanyi. Salah satu gerakannya saat menaiki panggung sambil menangkupkan telapak tangan di dada. Itu pertanda, mereka tengah menghatur salam kepada penonton. Lagu yang dibawakan oleh penyanyi yang mengiringi gerakan tari Jogi, berjudul ”Rabesi are Dunia Jogi”.

”Tari Jogi terinspirasi dari lagu. Rentak-rentaknya rancak (apik), dan ada beberapa penari yang membuat gerakan masing-masing,” katanya.

Pada dasarnya, tari Jogi ini dibuat untuk menghibur masyarakat. Bisa dipentaskan di mana saja dan setiap penampilannya, para penonton tidak dipungut biaya.

Urutan dalam tarian yang berdurasi enam menit ini, memiliki tujuh gerakan yakni menangkupkan tangan mengandung makna memberi salam kepada penonton, lalu memegang pinggang sambil memutar ke kiri dan ke kanan serta ke bawah dan ke atas.
Gerakan kedua ini memiliki makna penari melihat busana yang dipakai sudah sesuai atau belum. Gerakan ketiga, bersolek atau ber make-up, lalu gerakan keempat penari melihat cermin.

Gerakan kelima melihat bahu, gerakan keenam mencuci baju, dan ketujuh melayang-layang. Ketujuh gerakan diambil dari kehidupan masyarakat melayu yakni kebahagian seorang istri menyambut suami setelah pulang dari melaut atau pergi ke laut.

Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata, menyampaikan tari Jogi baru saja ditetapkannya sebagai WBTb Indonesia. Ia mengatakan Jogi Batam ini sudah diperkenalkan secara luas kepada masyarakat Kota Batam.

”Hari ini Jogi Batam dalam bentuk tari dikenalkan kepada mahasiswa politekhnik dari berbagai daerah di Indonesia,” tuturnya.

“Jogi Batam sudah menjadi milik Indonesia sebab telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemendikbudristek ii Jakarta,” tambahnya lagi.

Baca Juga: Ini 3 Rute Penerbangan yang Akan Dibuka dari Batam ke Indonesia Timur

Kota Batam memiliki banyak tradisi budaya yang menarik untuk diketahui. Lewat kegiatan Modul Nusantara Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 2023, Ardi mengapresiasi kepada Politeknik Negeri Batam karena kegiatan ini sesuai Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pemajuan Kebudayaan Melayu.

Terdapat 10 unsur Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) yang disusun Pemerintah Kota (Pemko) Batam yang terdiri dari tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, dan olahraga tradisional.

“Perihal budaya ada hal yang perlu diketahui masyarakat yakni pemajuan dan pelestarian. Acuannya dari sepuluh PPKD,” kata Dato’ Ardi.

Dosen Modul Nusantara, Slamet Subagio, menyebutkan kegiatan ini diikuti 128 mahasiswa dari kampus negeri dan swasta se-Indonesia. Modul Nusantara Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 2023 diikuti mahasiswa selama satu semester atau enam bulan. Kegiatan itu meliputi kegiatan pembelajaran dikampus, sesi Kebhinekaan, kontribusi sosial, refleksi, dan inspirasi.

“Kegiatan di LAM ini sesi Kebhinekaan,” terangnya.

Ia mengucapkan terima kasih atas sambutan dari LAM Kota Batam dan Disbudpar Kota Batam. Ia berharap lewat kegiatan ini, mahasiswa lebih memahami budaya seluruh Indonesia.

“Batam memiliki budaya yang bagus,” ucapnya. (*)

spot_img

Update