batampos – Kabar tak sedap yang mencoreng dunia pendidikan datang dari salah satu sekolah di Sagulung. Seorang oknum Kepala sekolah pria disebutkan melakukan perbuatan tak senonoh terhadap seorang staf perempuan rekrutannya.
Kabar ini dibenarkan oleh Kepala Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Kepri cabang Batam Kasdianto yang mengaku telah melaporkan dugaan kasus pencabulan oleh Kepsek sebuah SMKN di Batam, kepada Dinas Pendidikan Provisi Kepri.
“Iya ada, sudah kita laporkan ke Pimpinan (Kadisdik Kepri), ” ujar Kasdianto.
Begitu juga dengan Ketua Komite SMKN tersebut, Eriyadiedo yang membenarkan informasi tersebut dan mengaku kasus ini telah dilaporkan ke Disdik Kepri melalui Kacabdisdik Kepri Cabang Batam.
“Kami sebagai Komite sudah melakukan sesuai dengan tupoksi kami dengan berkoordinasi dan komunikasi dengan kacabdis, jadi silakan komunikasi langsung dengan dinas atau kepseknya, ” ujar Eriyadiedo.
Sementara Pak Kepsek belum bisa dikonfirmasi, sebab nomor ponselnya sudah tidak aktif lagi.
Informasi yang didapatkan di lapangan, perbuatan yang mencoreng nama baik dunia pendidikan ini disebutkan terjadi pada tanggal 24 Juni lalu. Adalah seorang staf yang berinisial R yang baru dua hari bekerja di sekolah tersebut mendapat pelecehan verbal dari sang oknum Kepala Sekolah ketika guru dan siswa sudah pulang semua. R yang juga tamatan dari sekolah yang sama dua tahun sebelumnya diminta oleh Kepsek untuk menyelesaikan pekerjaan hingga semua guru dan siswa pulang.
“Sudah sore kali itu. Tinggal mereka berdua saja. Saat anak ini (korban) mau pulang, dia peluk dan cium korban layaknya pasangan kekasih. Korban berontak dan tak mau masuk kerja lagi. Padahal anak itu tamatan SMKN sini dan baru dua hari masuk kerja sebagai staf di sekolah itu, ” ujar sumber lapangan yang tak mau namanya disebutkan.
Dugaan aksi pencabulan ini juga sudah ketahuilah oleh seluruh guru dan beberapa siswa di sekolah tersebut sehingga mereka berharap agar ada sanksi yang tegas agar nama baik sekolah tidak tercoreng lagi kedepannya.
“Tak bagus kalau ini dibiarkan. Kami berharap ada sanksi yang tegas biar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Kasian anak-anak yang kita didik ini kalau melakukan Kepala sekolah nya seperti itu, ” ujar salah satu guru yang juga tak mau namanya disebutkan. (*)
Reporter : Eusebius Sara