![](https://metro.batampos.co.id/storage/2023/01/IMG_7400-scaled-e1674449957403.jpg)
batampos – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam akan melakukan pengecekan air kubangan yang digunakan warga Nongsa untuk aktivitas rumah tangga karena krisis air bersih.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, menganjurkan agar warga untuk tidak mengonsumsi air kubangan bekas galian dan hujan.
“Jangan sampai dikonsumsi, atau membersihkan bahan yang akan diolah menjadi makanan. Tapi kalau mandi dan kebutuhan lainnya mungkin masih bisa,” kata Didi Kusmarjadi, Selasa (24/1/2023).
Baca Juga:Â Komisi I DPRD Batam Minta Transparansi BP Batam Untuk Pelayanan Air
Ia menjelaskan, air kubangan dan hujan belum tentu memenuhi syarat untuk dikonsumsi. Terutama air hujan yang ditampung melalui atap rumah.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang harus dipenuhi, agar air layak untuk dikonsumsi. Untuk itu, ia tidak menyarankan kedua jenis air di atas untuk dikonsumsi.
“Ada tiga persyaratan yakni fisik, kimia, dan biologi. Jadi harus melalui pengujian dan lainnya,” ujarnya.
Baca Juga:Â DPRD Batam: Moya Harus Bisa Belajar Dari ATB
Syarat fisik ialah air itu harus tampak jernih, tidak berbau, dan tidak berasa. Syarat kimia ialah tidak mengandung zat berbahaya. Sedangkan syarat biologi adalah tidak mengandung kuman berbahaya.
Banyaknya masyarakat yang mengambil air kubangan beberapa waktu lalu, pihaknya sudah menugaskan petugas puskesmas setempat untuk mengambil sampel air.
Selanjutnya ia akan berkoordinasi dengan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) untuk memeriksa sampel air tersebut.
Baca Juga:Â Liburan Tak Sesuai Keinginan, Warga Batam Gugat Agen Travel
“Lokasinya kita kan sudah ada. Jadi nanti akan diambil sampelnya. Kalau alat kami sederhana saja dan hanya bisa cek sampel PH. Kalau BTKL alatnya lebih bagus,” terang Didi.
Sebelumnya, akibat gangguan suplai air bersih warga Kota Batam terpaksa memanfaatkan air kubangan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.
Hal ini menjadi solusi di tengah krisis air yang dialami sebagian besar wilayah Nongsa, dan Batamcenter. Warga bahkan menampung air hujan selama suplai air bersih terhenti.(*)
Reporter: Yulitavia