Sabtu, 20 April 2024
spot_img

DPRD Batam Sidak Perusahaan Produksi Superkomputer, Ini yang Ditemukan

Berita Terkait

spot_img
WhatsApp Image 2023 05 26 at 12.43.40 e1685081968236
Komisi I DPRD Batam saat sidak ke perusahaan yang memproduksi Superkomputer di Kawasan Kabil. F. Yulitavia

batampos – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Batam melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu perusahaan yang memproduksi Superkomputer yakni PT Aohai Technology Indonesia di Kawasan Industri Eksklusif, Kabil, Kamis (25/5).

Superkomputer adalah perangkat berbentuk seperti CPU. Tapi lebih kecil secara fisik. Namun kemampuannya untuk big data atau penyimpanan data berskala besar. Satu unit bisa menampung sekitar 10 tera.

Ketua Komisi I DPRD Batam, Lik Khai mengatakan tujuan dari sidak ini guna melihat produk yang dihasilkan perusahaan tersebut.

Selain itu, sidak ini juga ingin melihat kebutuhan pasokan listrik di perusahaan penghasil peralatan elektronik yang diekspor ke Amerika, Eropa, hingga Uni Emirat Arab ini.

Baca Juga: PPDB SD dan SMP di Batam Sudah Dijadwalkan, Ini Kuota Tiap Jalur Pendaftaran

Berikutnya, pihaknya juga ingin mencari tahu jumlah tenaga kerja asing (TKA) yang diperkerjakan di perusahaan ini.

“Kami ingin mengecek semua dokumen operasional perusahaan. Sebab ada aduan yang kami terima, jadi kami tindaklanjuti. Tadi kami sudah minta, besok dibawa dokumen ke Kantor DPRD,” kata dia usai sidak.

Anggota Fraksi Nasdem ini mengungkapkan pihaknya mendukung investor ke Batam. Namun tentu harus bisa mendukung agar iklim investasi berjalan adil.

Informasi yang diterima konsumsi listrik di perusahaan ini cukup tinggi. Ada kekhawatiran, hal ini menjadi salah satu penyebab gangguan listrik yang saat ini terjadi.

“Untuk itu, kami ingin tahu terkait informasi tersebut,” katanya.

Baca Juga: Pengusaha Kawakan Batam Apresiasi Rencana Strategis BP Batam

Dalam sidak tersebut, DPRD Batam melihat produksi langsung dari PT Aohai Technology Indonesia yang memproduksi Superkomputer.

Terdapat beberapa hal yang menjadi sorotan DPRD saat itu yakni pemasaran produk, penggunaan listrik, dan penyerapan tenaga kerja.

“Kalau produk untuk ekspor, tidak apa. Jangan sampai beredar di sini,” tegasnya.

Setelah itu, DPRD Batam meminta agar PT Aohai Technology Indonesia melaporkan berbagai izinnya untuk ditelaah bersama.

Baca Juga: Dinilai Rugikan Negara Rp 1,9 Miliar, Suherna, Pegawai Pegadaian Batam Dituntut 7,5 Tahun Penjara

Sementara itu, Suryanto selaku Manajer Operasional PT Aohai Technology Indonesia mengungkapkan, pihaknya hanya memproduksi perangkat berupa Superkomputer. Perihal penggunaan superkomputter, itu kembali pada pemesan masing-masing.

“Superkomputer ini bisa digunakan untuk penyimpanan data. Contohnya seperti perangkat penyedia big data,” tuturnya.

Setiap superkomputer, memiliki kapasitas setidaknya 10 terabyte. Ia memastikan, produk-produk tersebut hanya diperuntukkan untuk ekspor.

Tidak ada satu produk pun yang dipasarkan di Indonesia khususnya Batam. Rata-rata, superkomputer dari PT Aohai dijual ke Amerika dan Australia.

Lanjutnya, sebagian besar karyawan PT Aohai adalah warga negara Indonesia. “Tenaga kerja sekitar 400-500. Sebagian besar lokal,” tuturnya.

Baca Juga: Incar Pemilih Potensial, Disdukcapil Batam Jemput Bola Rekam e-KTP ke Sekolah

Sedangkan perihal listrik, ia justru mengeluh karena listrik di kawasan tersebut sering mati. Padahal produksi harus terus berjalan.

Setiap bulannya, PT Aohai memerlukan listrik sebesar 4 megawatt dengan jumlah produksi mencapai 40-50 ribu perangkat.

“Sekarang kebutuhan kita malah sering mati. Produksi pun terkendala. Kami bayar sekitar Rp1,6 miliar,” tambah Suryanto.

Menurutnya, jika pemadaman terus berlanjut, perusahaan akan melakukan pengurangan karyawan. Hal ini harus diambil karena jumlah karyawan dengan produksi tidak seimbang.

“Akibat pemadaman perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan. Biasanya kami produksi 70 ribu unit, namun karena pemadaman berkurang hingga 40 ribu unit. Jadi ini akan berimbas pada pengurangan karyawan,” ungkapnya.

Ia berharap ke depan tidak ada gangguan listrik. Sehingga produksi bisa kembali normal. Pemadaman listrik ini, sebenarnya sangat mengganggu. Hal ini pasti berlaku bagi semua perusahaan yang terdampak.

“Saya rasa semua perusahaan merasa sulit dengan kondisi ini. Di satu sisi kita harus tetap produksi, namun terkendala di fasilitas penunjang,” tutupnya. (*)

 

Reporter: YULITAVIA

spot_img

Update