batampos – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus berupaya meningkatkan SDM dalam industri hulu Migas.
Bersama kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS) mendorong pengembangan sumber daya manusia, SKK migas ingin melahirkan SDM yang cakap, unggul, dan bisa memenuhi kebutuhan SKK migas ke depannya.
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko, dalam sisi Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 Wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) di Hotel Radisson di Batam mengatakan tahun ini pengembangan SDM menjadi fokus dari SKK migas.
Untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia ini, SKK migas juga akan menggandeng Pemerintah Daerah (Pemda), dalam industri di hulu Migas.
“Tentunya SDM adalah hal penting dalam pengembangan di hulu Migas. Untuk itu, kita berupaya bagaimana agar pengembangan SDM ini bisa berjalan lancar,” ujarnya.
Menurut dia, ajang Forum Kapasitas Nasional digelar setiap tahun. Tujuan untuk penunjang industri migas dalam negeri dan tahun kedua lebih fokus mendorong pelaku UMKM.
Tahun ini kegiatan, kata dia diselenggarakan di Batam karena infrastruktur lebih lengkap dalam penunjang industri hulu migas.
“Sudah ada galangan kapal, pabrik dan inilah alasannya. Kami juga adakan di lima wilayah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan SKK Migas, Rikky Rahmat Firdaus, mengatakan selain pengembangan SDM juga dilakukan ekonomi kreatif dengan melibatkan pekerja non sektor dibina oleh KKKS.
“Selain peningkatan kompetensi sumber daya manusia, kita juga mendukung ekonomi kreatif . Jadi selain dibutuhkan kompetensi di bidang keteknikan,” ujarnya.
“Kita membuka peluang kerja untuk ekonomi kreatif dibina langsung oleh KKKS,” tambah dia.
Gubernur Riau Syamsuar mengapresiasi dilaksanakan kegiatan Forum Kapasitas Nasional diselenggarakan SKK Migas dan KKKS wilayah Sumbagut.
“Kami ucapan terimakasih atas dukungan ke SKK Migas dan KKKS karena mendorong pelaku UMKM yang berkualitas sehingga dapat memasarkan produk ke Internasional,” ujarnya.
Di lain sisi pabrikan dalam negeri terus menunjukkan peningkatan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan industri hulu migas. Dengan meningkatnya kemampuan pabrikan dalam negeri, SKK Migas optimistis persentase Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) industri hulu migas tahun 2023 akan tumbuh melampaui capaian tahun 2022.
Hal itu diungkapkan Kepala Kelompok Kerja Kapasitas Nasional, Divisi Rantai Suplai SKK Migas, Maria Kristanti Wiharto, saat berkunjung ke pabrik PT Pipa Mas Putih di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (11/7).
Ia menjelaskan, sepanjang 2022, nilai pengadaan barang dan jasa industri hulu migas nasional mencapai US$6,08 miliar atau sekitar Rp 91 triliun.
Dari nilai tersebut, persentase TKDN komitmen mencapai 64,75 persen (cost basis), atau 7 persen lebih di atas target komitmen TKDN 2022 yang sebesar 57 persen.
“Di sini kita bisa melihat lagi bagaimana pabrikan dalam negeri mampu memproduksi beberapa komponen seperti filter/screen liner untuk mengontrol material pasir di instalasi reservoir minyak dan gas dalam perut bumi. Ini menggembirakan. Meski demikian, kami akan terus mendorong agar dalam pabrikasinya, penggunaan komponen lokal dapat ditingkatkan,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Koordinator Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 Fery Sarjana mengatakan, melalui Forum Kapasitas Nasional, SKK Migas bersama KKKS terus berupaya mengintegrasikan kemampuan pabrikan dalam negeri, agar daya saing industri hulu migas nasional semakin meningkat.
“Kita berharap kemampuan yang ditunjukkan PT Pipa Mas Putih bisa menjadi inspirasi pabrikan dalam negeri lainnya. Mereka tidak saja mampu memproduksi komponen yang dipakai operator migas dalam negeri, namun juga mampu menembus pasar luar negeri,” jelasnya.
Plant Manager PT Pipa Mas Putih, Tohap Sirait memaparkan, pabrikannya merupakan salah satu dari sedikit pabrikan yang mampu memproduksi filter atau screen liner yang berfungsi sebagai penyaring material pasir di instalasi sumur migas.
Perusahaan yang berdiri tahun 1984 ini memasok beberapa produknya ke sejumlah operator migas di dalam dan luar negeri.
Dijelaskan, saat ini, 70 persen produk pabrikannya diserap oleh pasar dalam negeri. Sisanya, sebesar 30 persen diserap untuk ekspor. Di dalam negeri, misalnya, KKKS seperti seperti Pertamina Hulu Rokan dan Medco Energi sudah lama menggunakan filter produk Pipa Mas Putih.
“Produk kami telah memenuhi kualitas standar internasional, yang ditandai dengan berbagai sertifikasi seperti API dan ISO. Bahkan kami memiliki partner agensi di beberapa negara untuk pemasarannya, antara lain di Malaysia, Australia, Selandia Baru, Rusia, Peru, Venezuela, serta di beberapa negara di Timur Tengah,” ujar Tohap.
Reporter: CECEP MULYANA