batampos – Jumlah pengangguran di Kota Batam menjadi persoalan yang tidak pernah tuntas. Tingkat pengangguran ini, dipengaruhi oleh terbatasnya lapangan kerja dan Kota Batam yang masih menjadi magnet bagi pencari kerja (pencaker) untuk mencoba mengadu nasib.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, Rafki Rasyid, mengungkapkan, sejumlah perusahaan di Kota Batam sudah sejak lama melakukan efisiensi dan peralihan teknologi produksi.
Dari sebelumnya padat karya menjadi padat modal dengan menggantikan pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh unskilled labor menjadi dikerjakan oleh robot produksi yang dianggap lebih efisien dan presisi.
“Hal ini perlahan-lahan sudah dilakukan sejak tahun 2013 yang lalu dimulai pada saat kenaikkan upah minimum yang kala itu mulai tidak bisa diprediksi dan relatif naiknya signifikan,” ujarnya.
Baca Juga: Mengunjungi Kembali Destinasi Wisata di Changi Singapura
Sehingga perusahaan kesulitan menurunkan biaya produksi dan akhirnya memutuskan berinvestasi dengan mendatangkan teknologi robot ke area produksi.
Jadi yang dibutuhkan oleh perusahaan saat ini tidak lagi unskilled labor, melainkan para tenaga kerja terampil (skilled labor) yang memiliki keahlian tertentu dalam mengoperasikan robot produksi yang ada.
“Kita memperkirakan beberapa tahun ke depan hal ini akan terus berlanjut sehingga lapangan pekerjaan yang dibuka akan semakin sedikit,” ujarnya.
Baca Juga: Perbaikan Tak Merata, Jalan Laksamana Bintan Mengkhawatirkan
Ia menjelaskan, minimnya lapangan pekerjaan bukan lagi akibat permasalahan recovery akibat pandemi Covid-19. Ekonomi di Kota Batam, sebenarnya sudah masuk masa recovery sejak pertengahan 2021.
“Jadi menurut saya lambatnya permintaan perusahaan terhadap tenaga kerja ini tidak lagi dipengaruhi oleh Pandemi Covid-19,” katanya.
Begitu juga dengan ancaman resesi di tahun 2023 mendatang. Sebab, efek dari resesi tahun 2023 itu sebenarnya juga belum begitu dirasakan untuk saat ini.
Baca Juga: Ini Penyebab Pria yang Tewas di Baliho di Simpang Frengki
Ia memperkirakan resesi global baru akan terjadi sekitar Maret atau April 2023, yang mana efeknya baru akan dirasakan di Batam sekitar triwulan ke III dan ke IV tahun 2023.
“Untuk ekspor dari Batam pun saat ini masih berjalan dengan cukup baik,” bebernya.
Sementara untuk peningkatan investasi di Kota Batam, katanya, lebih banyak disumbang oleh ekspansi dari investor yang sudah ada di Batam. Hingga saat ini, belum ada investasi besar baru yang membutuhkan banyak tenaga kerja yang masuk ke Kota Batam
Sehingga lowongan pekerjaan yang ada saat ini disumbangkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah ada di Batam.
Sementara perusahaan-perusahaan yang padat karya lebih memilih berinvestasi ke Jawa Tengah karena upah di sana lebih murah.
Baca Juga: Remaja Putus Sekolah Curi 16 Motor di Batam
“Kalau di regional perusahaan-perusahaan ini lebih memilih berinvestasi ke Vietnam, Laos, dan Kamboja yang upahnya juga lebih murah dibandingkan upah di Batam,” bebernya.
Mengenai dengan langkah dari Pemko Batam dan BP Batam yang mengambil langkah untuk menarik investor ke Kota Batam, menurut Rafki infrastruktur utama untuk menarik investor masuk itu sebenarnya adalah pelabuhan.
Ketika pelabuhan di Kota Batam sudah dibenahi dan menjadi pelabuhan modern dan berbiaya murah, maka investor asing tentu akan tertarik berinvestasi ke Batam.
Sementara menemgenai infrastruktur jalan juga penting, tapi tidak berdampak langsung. Karena jalan yang layak dan memadai itu juga sudah ditawarkan oleh negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan lainnya.
Baca Juga: BPOM Cabut Izin Edar 73 Obat Sirop dari 5 Industri Farmasi, Ini Daftarnya
“Jalanan kita di Batam sudah bagus, tapi pelabuhan masih relatif ketinggalan, tetap saja akan membuat minat investor untuk masuk tidak akan begitu antusias,” ujarnya.
Terakhir, saran dari Apindo hanya satu, yakni semua pihak di Kota Batam harus gencar lagi merayu investor agar investasi baru bisa terus masuk ke Batam. Investasi yang ada tetap ekspansi tapi investor baru juga sebaiknya terus ditarik masuk.
Begitu juga dengan variasi jenis usaha menarik yang ditawarkan di Batam juga bisa ditawarkan kepada investor. Tidak hanya mengandalkan investasi di bidang manufaktur elektronik seperti sekarang ini.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kepri Naik Akibat Varian XBB, Kadinkes: Jangan Panik
Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan semikonduktor di seluruh dunia yang produknya saat ini sangat dibutuhkan oleh dunia, bisa dirayu agar masuk ke Batam.
“Begitu juga ke perusahaan-perusahaan yang terdampak perang di negara-negara yang sedang terlibat konflik, juga bisa diidentifikasi untuk kemudian didekati dan diajak masuk ke Batam,” imbuhnya.(*)
Reporter: Eggi Idriansyah