batampos – Pasien gagal ginjal akut masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam (RSBP) di Sekupang, Selasa (22/11). Pasien tersebut seorang anak batita.
“Iya tinggal satu anak yang dirawat di raung NICU pasien gagal ginjal akut. Sudah 10 Minggu (70 hari) dirawat dengan terpasang ventilator. Tetapi saat ini sedang proses untuk dilepas,” ujar Direktur RSBP Batam, dr. Afdhalun A. Hakim.
Masih kata Afdhalun, pasien dari awal masuk sudah sakit berat dengan cuci darah. Sekarang ini alat cuci darah peritonial sudah selesai dilepas dan kondisi sudah membaik.
Baca Juga: BP Batam Surati 580 Pemilik Lahan Tidur, Tidak Dibangun Bakal Langsung Diambil Alih
Saat ini, tercatat ada delapan kasus gagal ginjal akut di Kepri, tujuh di antaranya meninggal dunia. Rata-rata yang meninggal dunia masih dalam usia balita. “Delapan kasus ini, 3 di Tanjungpinang, 2 di Batam dan 3 di Karimun,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, M Bisri, Rabu (2/11).
Bisri merinci 3 kasus di Tanjungpinang yakni Rm berusia 3 tahun 10 bulan (meninggal dunia), Ma laki-laki berusia 8 bulan (meninggal dunia) dan Dss, perempuan berumur 1 tahun 11 bulan (meninggal dunia). Di Batam Nna, perempuan berusia 2 tahun 7 bulan, masih dalam perawatan di RSBP Batam. As, laki-laki berusia 1 tahun (meninggal dunia). Lalu, tiga kasus di Karimun, yang semuanya meninggal dunia yakni Ars laki-laki berusia 5 tahun 10 bulan, Af laki-laki berusia 1 tahun dan Pp berusia 8 tahun.
“Tambahan data ini kami peroleh setelah dilakukan penyelidikan lebih mendalam. Kasus baru yang kami temukan yang Dss,” ujar Bisri.
Baca Juga: Tabrak Pembatas Jalan, Toyota Raize Ringsek
Ia mengatakan dari penelusuran Dinkes Kepri, Dss sempat diberikan obat berbentuk sirup. Terkait dengan satu orang anak yang masih dalam perawatan di RSBP, Bisri mengatakan kondisinya sudah cukup membaik.
Namun, untuk berjaga-jaga Dinkes Kepri sudah berkoordinasi dengan Rumah Sakit M Djamil, Padang, untuk mendapatkan obat gagal ginjal akut. “Sebab untuk obat gagal ginjal wilayah Sumatera di drop ke Padang,” tuturnya.
Bisri meyakini bahwa kasus gagal ginjal akut ini tidak akan bertambah lagi. Sebab, saat ini pemerintah telah mengetatkan peredaran obat sirup untuk anak-anak. Lalu, beberapa obat sirup yang diduga sebagai penyebab gagal ginjal akut, sudah dilarang untuk diedarkan dan dijual.
Baca Juga: Ditpolairud Polda Kepri Bekuk Penyalur PMI Ilegal
“Sejauh ini itulah upaya kami. Tapi, usai beberapa obat ditarik dan tidak diedarkan, kasus gagal ginjal akut tak banyak lagi muncul,” ujarnya.
Ia berharap kepada orangtua, agar tidak memberikan sembarangan obat ke anaknya. Jika memang demam, agar dapat diobati dengan mengompres dan minum cukup sering.“Apabila masih demam, bawa ke dokter. Saya minta jangan obati sendiri,” ujarnya.
Reporter : Dalil Harahap